Pages

Selasa, 08 Mei 2012

terima kasih Allah



Pagi itu, air mataku menetes terus tanpa henti. Hatiku sungguh merasa terharu saat menonton acara di televisi tentang profil pasangan tuna netra yang berjuang keras menghidupi ke3 anak mereka. Keluarga tsb. Hidup di Jakarta dengan keadaan yang serba sederhana. Sang suami bekerja sebagai tukang kerupuk setiap pagi dan merangkap sebagai tukang pijit setelah pulang dari berjualan kerupuk. Dan sang istri juga membantu mencari nafkah dengan berjualan kerupuk, tetapi berangkatnya steal menyiapkan segala keperluan rumah tangganya hingga selesai. Layak nya seorang ibu yang bertanggung jawab penuh atas anak-anaknya. Setiap pagi menyiapkan sarapan serta menyiapkan seluruh keperluan anaknya ke sekolah. Dan setiap pagi ibu mengantar 2 anaknya yang masih sekolah SD, dengan harapan anaknya kelak menjadi orang yang berguna. Beruntung ibu mempunyai anak perempuan yang sudah beranjak dewasa jadi ada yang bisa membantunya setiap hari. Dalam keadaan tidak sempurnapun mereka tetap mau bekerja keras. Subhanallah .

Tidak hanya kerja keras mereka yang mengagumkan. Tetapi ketika mereka sudah berkumpul dirumah dan bercengkrama dengan keluarga sangat terasa keharmonisannya. Ibu sangat perhatian atas segala sesuatu yang terjadi dengan anak-anak. Apalagi saat ibu menyambut kedatangan suami dari jualan kerupuk, ibu selalu membuatkan secangkir kopi untuk suaminya. Mereka sangat romantis karena setiap hari mereka selalu bergantian untuk saling memijit hingga rasa capek yang mereka rasakan saat bekerja menjadi hilang. Hehe, padahal mereka belum pernah melihat wajah pasangan mereka tetapi cinta mereka tidak perlu diragukan lagi. Menurutku itulah cinta yang sebenarnya.
Bukan tanpa alasan aku sangat terharu atas cerita tadi. Ya, karena ak merasakan keluarga yang seperti itu. Aku terlahir di tengah keluarga dari bapak dan ibu yang seorang tuna netra. Perjuangan bapak dan ibu ku merawat anak-anaknya adalah kekuatan buatku. Aku belajar banyak dari mereka terutama melihat dunia dengan mata hati. Setiap aku merasa putus asa, aku selalu ingin bangkit lagi karena orangtua ku. Aku punya tujuan hidup untuk bisa membahagiakan mereka.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar